8 Keterampilan Guru Dalam Mengajar
Keterampilan
mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Untuk mencampai haltersebut diatas maka dibutuhkan
ketrampilan-ketrampilan dasar seorang guru dalam mengajar. Turney (1973)
mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
a.
Keterampilan Bertanya
Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon
yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya, Jenis pertanyaan.
Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut dibentuk diatas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).
Untuk lebih memudahkan guru dalam menggunakan keterampilan bertanya hendaknya seorang guru mengetahui kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya.
Adapun
kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya adalah :
·
Akan dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
siswa terhadap pokok bahasa yang akan dibahas.
·
Dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pokok
bahasan
·
Dapat mengembangkan keaktifan dan berfikir siswa
·
Dapat mendorong siswa untuk dapat menggunakan
pandangan-pandangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
·
Sebagai umpan balik bagi guru untukmengetahui
sejauhmana prestasi belajar siswa selama proses belajar mengajar
·
Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan,
mengorganisir dan memberi informasi yang pernah didapat sebelumnya.
b. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement)
adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun non verbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si
penerima (siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dan sebagainya.
Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah untuk meningkatkan perhatian (fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan sebagainya.
Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain:
·
Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa
terhadap materi
·
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
·
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu
sendiri
·
Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif
·
Dapat mendorong siswa untukeningkatkan belajarnya
secara mandiri.
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal.
c. Keterampilan
mengadakan variasi
“Variasi”
dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses
interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada tindakan
dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan
untuk meningkatkan dan mengikat perhatian siswa selama pembelajaran
berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam kegiatan pembelajaran ini adalah
untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi fokus pada prose KBM
yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai “variasi” sehingga
perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
·
Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi
dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan variasi suara (teacher
voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau
kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye
contact and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru
dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
·
Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan
alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke
dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi
penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan
yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat
didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik),
dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual
aids).
·
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola
interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka
ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan
sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar
tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas
demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi
(gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni
komunikasi sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada
balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi
sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi
guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid,
murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara
murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola
melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan
atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum
mendapat giliran.
Keterampilan variasi yang tepat dalam proses belajar mengajar akan dapat memberi manfaat bagi siswa antara lain:
·
Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa
terhadap materi yang diberikan kepadanya.
·
Dapat memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan
perhatiannya pada proses belajar mengajar.
·
Dapat menghindari kebosanan siswa dalam belajar.
·
Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan
temannya.
d. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan
menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Komponen-komponen ketrrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan,
hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum,
rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu
penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya, merangsang tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar.
Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.
e. Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
·
Membuka Pelajaran
Yang
dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi
bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari,
dan usaha tersebut diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan
belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian
siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat
kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan
jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada
metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum
mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan
pelajaran.
·
Menutup Pelajaran
Menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri proses KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup
harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu
merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan
pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran:
Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari
pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa
diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan
dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta
dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu
menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana
pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum
kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan
kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran
mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di
pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid
pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan,
yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka.
f.
Keterampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa.
g. Keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar,
misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau
penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, antara lain:
·
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)..
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal
seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member perhatian, memusatkan
perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas, menegur dan member penguatan.
·
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons
guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun
guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta
bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut: (1) campur tangan yang berlebihan (teachers instruction). (2). kesenyapan (fade away) (3). ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stop and stars) (4). penyimpangan (digression) (5). bertele-tele (overdwelling).
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan
Secara fisik
bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai
8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap
setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa
dengan siswa.
Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Amazing blog and very interesting stuff you got here! I definitely learned a lot from reading through some of your earlier posts as well and decided to drop a comment on this one!
BalasHapus